Sabtu, 14 Januari 2017

Perjuangan SMA kelas 12

Masa SMA merupakan masa yang menyenangkan, termasuk pada saat kelas 12. Semester 1 pada saat itu diisi dengan banyak kegiatan baik yang mengarah ke akademik ataupun tidak. Porsi waktu belajar makin ditambah agar dapat memaksimalkan diri saat mengahadapi ujian nasional. Ya, pada masa itu ujian nasional masih menjadi prasyarat untuk kelulusan. Selain itu, juga sebagai persiapan agar dapat lolos pada perguruan tinggi negeri. Kegiatan yang saya ikuti yang tidak mengarah pada akademik adalah perlombaan basket, dan tentunya main. Dibanding pada saat kelas 11, kelas 12 lebih banyak mainnya, paling gak nonton film menjadi kegiatan rutin bulanan. 




Menginjak semester 2 pada kelas 12 tentunya kegiatan eksrakulikuler mulai dihilangkan. Bukan hanya itu, kegiatan upacara rutin setiap hari senin juga luput dihilangkan terkhusus untuk kelas 12 yang menginjak semester 2. Acara yang tidak mendukung kegiatan akademik juga dihilangkan, mau main, nonton, mbalayang atau apapun itu namanya. Dari pihak sekolah pun mulai ketat pada jam belajar, mulai diadakan kegiatan jam ke-0, kelas tambahan waktu pulang sekolah, dan lain sebagainya. Saat itu, hal yang hanya bisa kulakukan hanya seperti pada orang umumnya, ya.. mengalir seperti air. Padahal istilah mengalir seperti air merupakan hal yang paling saya tidak sukai, tapi memang itu adalah istilah yang cocok untuk menggambarkan kondisi saya saat itu, dimana teman-teman saya yang lain pada belajar latihan soal-soal dari buku persiapan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Banyak jam pelajaran kosong yang diisi dengan kegiatan "ngerjain soal bareng-bareng". Bahkan dirumah pun salah satu teman saya yang biasanya diisi buat nonton, atau nge-game, semenjak semester 2 kegiatannya berubah menjadi belajar dan belajar. Pernah suatu saat saya bertanya padanya:
  • Saya: eh, lu belajar semaleman emang ngerti yang kamu pelajari? paham gak?
  • Temen: ya tau dikit, banyak gak tau nya..
  • Saya: lha terus kenapa kamu belajar?
  • Temen: ya karna sudah semester 2.
ya, itu merupakan percakapan singkat dengan teman saya sendiri. Guru saya pernah berpesan, kalo sudah kelas 12 hanya ada 3 hal yang perlu dipersiakan untuk menghadapi UN, SBMPTN, dan UM yaitu usaha dengan belajar, dilanjutkan berikhtiar dengan cara berdoa dan mendoakan orang lain, dan restu dari kedua orang tua kita. 

Awal semester 2 hingga mendekati ujian diisi dengan belajar ringan (kadang juga diselingi try out dan latihan SBMPTN), gak "ngoyo" (menggebu-gebu) dan tentunya doa plus ibadah. Pada akhirnya hanya tinggal menghitung hari sebeum dilaksanakan Ujian Nasional. Seminggu sebelum ujian nasional berlangsung gak ada yang namanya pegang buku, bukan karena sudah paham tapi dengan tujuan agar tenang, hanya ada doa yang terpanjatkan hingga ujian nasional pun selesai. Karena UN sudah selesai, selanjutnya menyiapkan mental dan pikiran yang ditujukan untuk SBMPTN dan UM (Ujian Mandiri). Perlu ditekankan jangan berharap dengan adanya SNMPTN, perlu disadari untuk menyiapkan SBMPTN sejak sedini mungkin dikarenakan buat antisipasi ketidakberuntugan dalam SNMPTN. Perlu diketahui tidak ada yang tau mengenai penilaian dalam seleksi SNMPTN, toh belajar itu gak ada ruginya, bahkan temenku sendiri mempersiapkan SBMPTN mulai dari dia kelas 11. 

Waktu demi waktu berlalu, hari demi hari di isi dengan bimbingan belajar dari guru dan diskusi dengan teman seperjuangan hingga pengumuman SNMPTN tiba, ya disekolahku hanya 11-20an orang yang lolos SNMPTN. Dan benar adanya tebakanku benar gak lolos pada seleksi ini, rasa sedih menyelimutiku hingga 2 hari lamanya, tapi hal itu patut untuk disyukuri dan berharap bahwa mungkin bukan ini yang terbaik untukku. Karena dari awal sudah diniatkan untuk mengikuti SBMPTN maka hal ini menjadi penentu terhadap apa-apa yang telah di pelajari selama ini. Akhirnya hari tes SBMPTN pun tiba. Setelah tes selesai, pada saat itu juga bukanlah raut wajah senang yang terpancar, namun lebih ke waspada, was-was, disertai rasa deg-deg an. Setelah ujian SBMPTN buku tidak pernah saya sentuh, kegiatan sehari-hari hanya diisi dengan mempersiapkan mental dan doa, doa, dan berdoa. Sembari menunggu pengumuman SBMPTN hal yang dilakukan adalah mengikuti UM dari tiap universitas negeri yang berbeda, yang pertama yaitu UM UGM yang biasa disebut UTUL, waktu itu UM UGM dibarengi dengan UM UI. Selanjutnya pengumuman SBMPTN keluar, dan menyatakan bahwa anda tidak lolos, disitu saya merasa gagal segagal-gagalnya, kondisi mental benar-benar down. Selang 3 hari kemudian mulai berdoa dan merencanakan untuk mengikuti berbagai UM dari universitas lain yang tersisa. Akhirnya saya mengikuti UM UNS yang sistemnya memakai nilai SBMPTN, selang beberapa hari pengumuman langsung terlihat dan hasilnya lagi dan lagi tidak diterima. sikap sabar dan menahan sakit sangat di uji disini. Selanjutnya di buka UM UPN Veteran. Saat itu perlu diketahui banyak teman saya yang sudah mempersiapkan cadangan berbagai universitas swasta (contoh: UMS) dan saya sama sekali tidak mempersiapkan untuk hal itu, karena tekad saya dari awal jika tidak diterima pada universitas negeri maka saya akan belajar dan fokus pada seleksi periode berikutnya. Alhamdulillah kabar gembira datang pada saat membuka hasil dari pengumuman UTUL UGM, benar adanya saya dinyatakan lolos pada prodi S1 Teknik Pertanian. Posisi pada saat itu sudah terlanjur bayar untuk seleksi UM UPN Veteran. dan pada akhirnya hasil seleksi UPN menyatakan saya tidak lolos untuk prodi yang saya pilih.

Bagi kalian yang sekarang kelas 3 SMA persiapkan ujian dengan baik, dan bagi yang menginginkan untuk kuliah di PTN favorit segera persiapkan diri mulai kelas 2 SMA, main-main dan sebagainya cukuplah hingga pada kelas 1 SMA saja. Dan jangan pernah pesimis, tetap tegar dengan kondsi yang ada dan wajib di syukuri, Hasil akan berbanding dengan usaha dan ikhtiar yang anda lakukan.

"Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan." (Al-Insyirah : 5-6)


Sumber: Pengalaman Pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar